Sekilas Aviatr mirip dengan pesawat mata-mata Amerika yang terbang diatas Afghanistan. Namun pesawat tanpa awak dengan biaya pembuatan 715 juta dolar (Rp 6,5 trilliun) ini dirancang untuk terbang ke Titan, bulan terbesar planet Saturnus, yang selama ini telah membuat para ilmuwan terpesona dengan atmosfernya yang tebal dan berawan.
US Drone

Pesawat tanpa awak Aviatr ini dibangun untuk mengambil foto tiga dimensi (3D) dari permukaan satelit terbesar Saturnus tersebut, dan diharapkan dapat membantu para ilmuwan membangun sebuah gambaran tentang geologi planet itu.

Dimana kondisi Titan yang diselimuti awan tebal selama ini telah membuat pra ilmuwan tertarik untuk mengetahui tentang apa yang berada di permukaannya.

NASA Drone

Pada akhir misinya, pesawat dengan berat 120 kg ini dirancang untuk meluncur dan melakukan pendaratan di permukaan Titan.

Ilmuwan percaya bahwa kondisi unik Titan cocok untuk pesawat tersebut, dimana gravitasinya yang relatif rendah berarti bahwa pesawat seperti Aviatr bisa melayang lebih lama di udara.

Mail Online menulis bahwa tidak seperti balon, Aviatr akan memungkinkan para ilmuwan untuk secara tepat mengontrol ketinggian, dan membangun gambar 3D dari permukaan serta cuaca dari Titan. Dan dengan menggunakan tenaga Plutonium, Aviatr akan selalu berada pada sisi siang hari dari Titan untuk melakukan tugasnya, yaitu melakukan sejumklah pemotretan.

Dalam segi ukuran, Titan lebih besar dari Bulan dan bahkan planet Merkurius. Serta suhu di permukaan Titan diperkirakan sekitar -178 derajat Celcius.

pesawat tanpa awak NASA

Jason Barnes, seorang ilmuwan di Universitas Idaho adalah yang merancang pesawat konsep ini bersama dengan tim yang terdiri dari 30 orang. Dan ia tetap berharap bahwa minat kepada Aviatr tetap tinggi, sehingga ia dapat mendapatan pendanaan untuk membangun pesawat ini.





sumber :http://www.berita.manadotoday.com/pesawat-bertenaga-plutonium-untuk-menjelajahi-bulan-terbesar-saturnus/13145.html