Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu akhirnya angkat bicara soal kisruh pembelian pesawat M-60 asal China oleh PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Mari sebagai salah satu pihak yang dianggap terlibat dalam negosiasi pembelian M-60 mengaku enggan berpolemik soal keterlibatan dirinya.

"Kita masih dalam suasana duka, tunggu saja sampai hasil investigasi. Jangan terlalu banyak polemik, sampai investigasi selesai," kata Mari saat ditemui di kantor menko perekonomian, Jl Lapangan Banteng, Rabu (11/5/2011)

Ia menegaskan apa yang terjadi pada pesawat M-60 Merpati buatan China yang jatuh adalah kecelakaan. Mari meminta semua pihak untuk menunggu hasil investigasi. "Pada saatnya semua akan bisa dijelaskan," tutup Mari tanpa bersedia menjelaskan soal keterlibatannya soal pengadaan pesawat dari China itu.



Seperti diketahui, pesawat M-60 milik Merpati jatuh di Teluk Kaimana, Papua pada Sabtu (7/5/2011) lalu. Tragedi itu melebar menjadi polemik soal asal muasal pembelian China yang diduga syarat dengan kepentingan.

Rencana pembelian pesawat asal China ini merupakan cerita lama yang cukup panjang dan alot negosiasinya. Rencana ini sudah digadang-gadang sejak tahun 2007. Ketika itu, Merpati berniat mendatangkan dua pesawat MA 60 dari Xian

Kemudian pada tahun 2009, Xian Aircraft Industry Company Ltd sebagai pabrikan pesawat yang mendapat pesanan 15 unit pesawat MA60 menggugat Merpati belum juga menyelesaikan masalah pembayaran pembelian pesawat. Nilai gugatan mencapai Rp 1 truliun.

Dari 15 unit pesanan, sudah 2 unit tiba ke Indonesia sementara 13 unit lainnya masih tertunda.



Kementerian BUMN mendorong Merpati melawan ancaman itu. Merpati mengaku tidak rela dipaksa menerima kontrak pembelian pesawat dari pabrikan China. Kontrak tersebut dinilai sangat bisa membuat Merpati bangkrut.

Kemudian pemerintah pun menunjuk Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu untuk melakukan lobi ke China. Negosiasi mencakup soal harga, jumlah, jaminan kualitas termasuk jaminan pembelian kembali.

Masalah negosiasi pembelian pesawat MA 60 semakin rumit ketika diwarnai langkah pemerintah China menahan pendanaan proyek listrik 10 ribu MW tahap pertama.

"China menahan pencarian dana untuk 10.000 MW tahap pertama karena semula Merpati mau beli pesawat dari perusahaan China tapi ternyata dibatalkan karena harga pesawat dinilai terlalu tinggi," kata Menteri ESDM yang waktu itu dijabat Purnomo Yusgiantoro di sela raker dengan Komisi VII di gedung DPR, Jakarta, Senin (23/2/2009) waktu itu.

Ketika itu, Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu mengaku tidak mengetahui secara jelas hubungan rencana pembelian pesawat Merpati dengan pendanaan 10.000 MW. Menurut Said, Merpati tidak mau dipaksa pemerintah menerima kontrak tersebut.

"Saya nggak tahu hubungannya dengan 10.000 MW. Intinya kita nggak rela dipaksa pemerintah terima kontrak itu, nantinya bisa bikin bangkrut," kata Said beberapa waktu lalu.

Kisruh semakin pelik. Masalah pembelian pesawat tak lagi menjadi business to business (B to B) tetapi jadi melibatkan pemerintah antara kedua negara (goverment to goverment/G to G).

Menteri Keuangan sekaligus Menko Perekonomian yang ketika itu dijabat Sri Mulyani pun langsung bertolak ke China untuk melakukan negosiasi.

Akhirnya, 15 pesawat MA 60 pabrikan Xian jadi didatangkan. Merpati berencana mendatangkan sekitar 22 pesawat hingga tahun 2010 untuk menambah armada perseroan. Sebanyak 15 pesawat dengan jenis MA60 didatangkan dari Xian Aircraft, sedangkan 7 sisanya berupa ATR 72 dari Perancis.

Catatan Kaki:

Seharusnya Sebagai warga Negara Indonesia Bangga dengan MEMAKAI produk dalam negeri dengan menggunakan PESAWAT BUATAN ANAK2 BANGSA YAITU PESAWAT CN-235 yang sudah jelas diakui oleh dunia Internasional Bahkan dipakai oleh banyak Militer di dunia internasional sebagai Pesawat Patroli Maritim, bahkan juga di pakai sebagai alat Transportasi. Dan Kenapa juga IPTN kala itu menawarkan malah secara terang-terangan di tolak mentah-mentah.

Dari Siaran TV One yang disiarkan secara Live beberapa waktu lalu dimana perbincangan khusus TV aone dengan Bapak JK di balik pembelian Pesawat M-60 yang paling bertanggung jawab pembelian pesawat itu adalah '' MENTERI PERDANGANGAN". Dari sumber TV one juga yg disiarkan secara Live dengan Pengamat BUMN Indonesia yang kala itu sedang berada di Malaysia juga mengindikasikan hal yang sama karena dia tau persis aroma Tidak hanaaya kolusi tetapi juga Markup.

Dalam Pembelian Pesawat saja bnayak yang jadi Penghianat-penghianat bangsa!!, apa lagi dalam menggarap perkebunan dan Pengelolaan Kekayaan Alam Indonesia ini tentu banyak sekali PENGHIANAT-PENGHIANAT BANGSA. MAKANYA INDONESIA ITU KAYA TETAPI KOK MASIH MISKIN jelas sekali aroma Penghianatan masihbnayk sekali di negeri ini hanya untuk KAKAYAAN PRIBADI DAN KRONI-KRONINYA.

INI SEBENARNYA LEBIH KEJAM DARI PADA TERORIST, KARENA TERORIST TIDAK BAKAL MAMPU MENGHANCURKAN NEGARA BAHKAN AKAN IKUT BERPERANG SEANDAINYA NEGARA DALAM KEADAAN BERPERANG MELAWAN MUSUH. TETAPI PENGHIANAT-PENGHIANAT BANGSA SEPERTI INI YANG BERSERAGAM DAN BERDASI JELAS-JELAS BISA MENGHANCURKAN INDONESIA DAN RAKYAT INDONESIA SECARA KESELURUHAN.Dalam keadaan merdeka saja bisa jadi PENGHIANAT apa lagi kalo nerperang. Maka wajar kalo masih Banyak Rakyat Indonesia yang merasa TERJAJAH oleh Bangsanya sendiri.



Simak saja Kenapa AUSTRALIA bisa menjadi Negara Penghasil sekaligus PENGEKSPORT terbesar di dunia URANIUM yang secara Geografis Austrlia tidak punya hasil tambang emas, tembaga dan Timah. Maka jadi Wajar kalo Rakyat Papua yang cerdas dan pemberani menolak (bhakan ada yang jadi pemberontak dalam istilah negara) PT. Freeport yang telah menguras secara membabi buta dilahan wilayah mereka. Ya benar secara Riel mereka telah Mencuri kekayaan alam merka karena Rakyatlah yang memiliki semua bukan Negara. Karena kalo dimiliki oleh Negara dengan Jelas banya diselewengkan dan disalahgunakan karena yang berkuasa selalu saja bermain Jabatannya dan Lupa Bahwa Pemilik langsung sebuah Negara Adalah Rakyat. Dan Pejabat itu hanyalah PEMBANTU atau BATURNYA RAKYAT jadi Janganlah merasa BANGA JADI PEJABAT KARENA HANYA BATUR, namanya saja BATUR ya harus dan wajib nurut sama RAKYATNYA. Karena tidak akan ada NEGARA YANG BERDAULAT kalo tidak Punya RAKYAT.




sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?p=495800118#post495800118