Para peneliti mengetahui bahwa sel induk di otak yang melahirkan neuron baru terletak lebih dekat dengan pembuluh darah daripada sel-sel lain. Artinya, ada kemungkinan terjadinya interaksi dengan sel-sel darah.
foto: ilustrasi |
Tapi ketika peneliti menyuntik tikus muda dengan darah tikus tua, mereka menemukan bahwa pembentukan sel-sel otak baru (neurogenesis), kemampuan belajar, dan mengingatnya menurun. Begitu juga dengan suntikan darah pada tikus yang usianya sama tidak berpengaruh pada perkembangan otaknya.
Nampaknya ada sesuatu yang berbeda dari darah muda ini. Para peneliti mencari faktor yang penting. Mereka mengamati 66 protein plasma, tapi tidak bisa menemukan senyawa yang relevan dalam darah tikus muda.
Di dalam darah, terdapat zat yang disebut CCL11 atau kemokin, protein sistem kekebalan. Penelitian sebelumnya telah menghubungkan CCL11 dengan peradangan pada asma dan alergi, namun tidak ada hubungannya dengan fungsi otak. Anehnya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sel-sel imun tersebut terlibat dalam fungsi belajar dan memori.
Seperti dilansir Time Healthland, Selasa (27/12/2011), ketika para peneliti menyuntikkan CCL11 saja ke hewan muda, protein ini mengurangi neurogenesis. Sebaliknya, memblokir CCL11 dengan antibodi akan mencegah penurunan ini.
Para peneliti yang dipimpin oleh Tony Wyss-Coray dari Stanford University juga sedang mencari senyawa dalam darah muda yang dapat merangsang neurogenesis.
Fakta bahwa sel-sel tua merespons darah muda dengan baik adalah tanda yang menggembirakan bahwa senyawa itu ada dan menunjukkan bahwa sel-sel yang tua mungkin masih bisa diperbaiki.
sumber :http://www.detikhealth.com/read/2011/12/27/083245/1800044/763/suntikan-darah-muda-bisa-meremajakan-otak-tua?l1101755