Di tempat ini bukan hanya seporis rujak buah yang segar sedap yang bakal diperoleh. Tetapi juga sikap ramah dan ceria bu Kartini yang punya warung. Pesanan gado-gado yang masuk waiting list sampai kolak pacar cina yang legit dan rujak serut yang bikin ketagihan. Rahasia kelezatnya hanya satu, sabar! Mau coba?
http://images.detik.com/content/2011/04/19/289/slrujakcvr.jpg

Sebenarnya saya dari dulu penasaran dengan warung gado-gado bu Kartini yang populer seantero Tangerang. Pernah saya mampir dan mendapati warungnya tutup, tanpa kejelasan buka kembali kapan. Karena dendam kesumat dan panas terik saat berada di Tangerang, jadilah saya ingat rujak serut bu Kartini ini.

Warungnya mungil, ada 2-3 meja dan di sudut bu Kartini berdiri di depan cobek raksasanya. Sementara di belakangnya ada ibu peracik rujak serut. Kursi panjang mungil sudah penuh diduduki 4 orang, di beberapa bangku juga sudah ada orang yang menunggu giliran. O la la ada sekitar 8 orang sedang menanti pesanan dibuat oleh bu Kartini.
http://images.detik.com/content/2011/05/11/484/sabar05bsr.jpg

Begitu saya memesan gado-gado dan karedok, langsung dijawab oleh bu Kartini, 'Abiiss'! Wah, bagaimana ceritanya ya baru jam 12 siang sudah tak ada gado-gado maupun karedok. Dengan sedikit bujuk rayu akhirnya si ibu tersenyum lebar bilang, 'Udah duduk dulu sono, ntar diselipin!'. Ini dia istilah 'diselipin' yang dipakainya untuk menyatakan 'waiting list'.

Untung saja rujak serut masih bisa dipesan, tapi hanya seporsi. Tak ada cara lain seperti pelanggan lainnya kecuali menunggu. Sayapun duduk manis sambil mengunyah kerupuk kanji. Lewat 15 menit tak ada tanda-tanda rujak disajikan. Memang benar, nama 'sabar menanti' tidak hanya sekedar nama, memang uji kesabaran yang sebenarnya.
http://images.detik.com/content/2011/05/11/484/sabar02bsr.jpg

Celoteh ria bu Kartini yang meracik pesanan gado-gado plus suara musik India dari radionya membuat warung jadi meriah. Guyonannya membuat pelanggan lupa kalau sedang menanti. Konsep 'open kitchen' pun sudah dijalankan demikian juga gaya 'melayani dengan hati' sangat terasa di warung sederhana ini.

Setelah bolak-balik bertanya, akhirnya seporsi rujak serutpun disajikan (hanya seporsi tak ada sisa lagi!). Kuahnya cokelat sedikit kemerahan, serutan aneka buahnya melebur bersama kuahnya. Ada semburat aroma mangga kweni, pisang batu, ubi jalar, belimbing hijau, bengkuang, nanas dan ada rasa buah yang unik di lidah.

Ternyata aneka buah semusim selalu jadi racikan rujak serut bu Kartini. Apel, salak, dan kecapi ikut jadi campuran buahnya. Pantas saja rasanya sungguh unik di lidah. Kuahnya manis asam dengan sedikit gigitan pedas. Aroma asam Jawapun terlacak dari kuahnya yang kecokelatan ini. Dalam sekejap rujak yang sedap enak inipun ludes!

Bagaimana nasib gado-gado yang dalam waiting list! Setelah diracik dan dihitung, ternyata pesanan waiting list saya dicoret. Berulang kali bu Kartini minta maaf. Sebagai penyataan maafnya, iapun dengan cekatan menyajikan semangkuk kolak pacar cina. Pelanggan lainpun diperlakukan sama.

Kolaknya memakai santan yang tak terlalu kental dan berwarna putih. Biji mutiara dan pacar cinanya lembut enak, demikian juga dengan kolang-kaling berwarna putih. Kolak putih inipun tak terlalu manis. Kalau disajikan dengan es batu tentu lebih enak.
Untuk menghilangkan kekecewaan sayapun mengamati bu Kartini yang gesit dan resik meracik bumbu gado-gadonya di cobek raksasa. Kacang giling dihaluskan bersama cabai dan terasi. Terakhir diberinya kucuran air jeruk limau. Titik air liur saya melihat tampilan bumbu yang cokelat sedikit kemerahan dan menguarkan aroma gurih sedap!

Menutup rasa ingin tahu saya, akhirnya saya diijinkan mencicip 1 sendok makan bumbu gado-gadonya. Seperti yang saya bayangkan. Bumbunya halus mulus meskipun ada sedikit krenyes kacang tanah, pedas lembut dengan aroma bawang putih dan jeruk limau yang wangi. Wah, andai saja ada sayuran rebusnya, pasti lebih dahsyat!

Waktu akan membayar kolak, rujak dan minuman, bu Kartini malah menolak. Agaknya dia tahu rasa kecewa tak bisa dinilai dengan uang. Dengan setengah dipaksa akhirnya dia mau menerima uang pembayar minuman saja. Rujak dan kolaknya gratis! Menurut bu Kartini harga rujaknya 5 juta ( Rp.5.000,00) dan gado-gadonya 10 juta ( Rp.10.000,00). 'Jangan kapok mampir lagi ya,' teriaknya. Ya bu, pasti saya ngga kapok, lha belum ngerasain gado-gado racikanmu!

Gado-Gado Ibu Kartini "Sabar Menanti"
Jl.Sukamanah V No: 36
Tangerang
Telpon: 021-55799553
http://images.detik.com/content/2011/05/11/484/sabar01bsr.jpg








sumber :http://www.detikfood.com/read/2011/12/16/125250/1792685/289/rujak-ikhlas-dan-gado-gado-sabar