Berteman Sejak Kecil
Membuat Anak PD



Melatih anak untuk bersosialisasi dengan teman sebaya sedari dini akan membantu mereka saat sekolah nanti. Anak akan lebih siap untuk mulai sekolah. Yang paling penting, anak-anak itu nantinya akan tumbuh menjadi anak yang lebih bahagia dan percaya diri.

Kesiapan sekolah bukan dinilai dari kemampuan anak semata, baik dalam membaca, menulis, maupun berhitung. Kemampuan bersosialisasi juga menjadi bagian penting dalam kesiapan anak bersekolah.

Alangkah baiknya jika anak sudah mulai diajak bermain dengan teman sebayanya. Dalam situs National Health Service bahkan dijelaskan bahwa tidak ada kata terlalu dini bagi anak untuk mulai berteman. Apalagi bila mereka adalah anak tunggal.



Saat bayi baru belajar merangkak sekalipun, orangtua bisa mulai bergabung dengan orangtua lain yang memiliki bayi seusia. Anda bisa berkenalan dengan orangtua lain saat berada di dokter anak. Anda juga bisa mencari teman kerja atau kuliah yang sudah mempunyai anak dengan usia tak jauh berbeda.

Membuat pertemuan atau kunjungan rutin dengan para orangtua ini memiliki banyak manfaat. Selain bayi atau anak dapat bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya, Anda sebagai orangtua dapat bertukar informasi seputar pengasuhan bayi.

Ada kalanya orangtua memasukkan anaknya yang belum berusia satu tahun di taman bermain. Ini semata agar anaknya dapat bersosialisasi dengan anak-anak seusianya meskipun, misalnya, belum bisa bicara.

Meski belum dapat berbicara, anak-anak tetap bisa berteman. Anak-anak tetap makhluk sosial dan menikmati saat mereka berada di dekat anak-anak lain.

Belum bisa berbagi

Hanya, kepada anak yang berusia 1,5 atau 2 tahun, jangan berharap mereka bisa langsung bermain dan dekat dengan anak lain. Hingga usia 2 tahun, anak belum benar-benar bermain dengan anak sebayanya.
Penyebabnya tak lain, mereka belum siap untuk melakukan pertemanan yang umumnya melibatkan kerja sama, mendengar, merespons, bergantian, dan berbagi. Yang baru bisa mereka nikmati adalah bermain dengan teman-teman yang ada di sekelilingnya.

Anak akan saling memerhatikan dan meniru apa yang dilakukan dan dikatakan. Di sini, anak akan mengasah kemampuan sosialnya satu sama lain.
Bisa saja anak belajar mengatakan "tolong" saat melihat temannya melakukan hal serupa dan mendapat respons yang menyenangkan. Selain itu, dari teman-teman yang ada di sekitarnya ini, anak juga dapat membangun kreativitas.

Memang, bermain pada usia 2 tahun bisa menimbulkan masalah lain. Boneka atau mobil-mobilan yang sedang dipegang seorang anak bisa membuat anak lain juga ingin mencoba memainkannya. Masalahnya, biasanya anak belum mau berbagi mainan dengan anak lain.


Jangan khawatir, konflik tersebut nantinya akan membuat anak belajar berbagi dan bekerja sama. Ketika anak menjelang usia tiga tahun, barulah mereka bisa bermain dan berbagi dengan satu atau dua teman spesialnya selama beberapa waktu tanpa pertengkaran.





sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=11692744