Benn yang berusia satu tahun, berhenti bernapas beberapa kali setiap malam dan ibunya harus menggelitiknya untuk memaksa Benn untuk kembali bernapas.
Setiap sang bayi berhenti bernapas, Norris (41) diperingatkan oleh alarm dan kemudian bergegas ke kamar tidur untuk membangunkannya.
“Aku harus merangsang dia dalam beberapa cara untuk membuatnya terbangun yang akan membuat Benn kembali bernapas lagi. Aku menggelitik dia di telapak kakinya, atau di bawah dagu dan di perutnya. Hal ini cukup untuk mulai dia bernapas lagi.” tutur Norris yang dikutip Mail Online.
“Suatu malam dia berhenti bernapas sebanyak 23 kali dan saya harus terus menggelitik dia setiap kali itu terjadi untuk membuat dia mulai bernapas lagi.” tambahnya.
Benn menderita Apnea, salah satu masalah yang paling umum yang mempengaruhi bayi prematur. Hal ini menyebabkan pernapasan berhenti selama 20 detik atau lebih ketika mereka sedang tidur dan terjadi ketika otot-otot bayi dan sistem saraf tidak sepenuhnya dikembangkan pada saat lahir.
Kebanyakan, para bayi penderita Apnea sembuh saat tumbuh lebih besar, tetapi sementara itu, stimulasi seperti menggelitik adalah metode yang paling umum untuk membuat mereka bernapas lagi.
Ketika Benn lahir pada bulan November tahun 2010 lalu, dalam keadaan prematur yang sangat berbahaya, karena hanya berusia 24 minggu. Bahkan beratnya hanya 1 pon 12ons.
“Para dokter mengatakan kepada saya bahwa sangat tidak mungkin Benn ia akan bertahan.” kenang Norris.
Tetapi setelah 18 minggu di rumah sakit, Benn cukup sehat untuk dapat diizinkan pulang.
sumber :http://www.berita.manadotoday.com/benn-bayi-yang-harus-digelitik-agar-tetap-hidup/12944.html