http://www.ahliwasir.com/image-upload/premenstrual-syndrome-pms-s3-photo-of-woman-with-acne_resize.jpg
Penggunaan antibiotik oral untuk pengobatan jerawat memang sangat umum. Tetapi penggunaan dalam jangka panjang mungkin dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan salah satunya sakit tenggorokan.

Hasil penelitian baru menyebutkan remaja yang mengonsumsi antibiotik oral untuk pengobatan jerawat memiliki risiko lebih dari 3 kali mengalami sakit tenggorokan dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi antibiotik.
http://images.detik.com/content/2011/11/23/763/sakit-tenggorokan-dpn-ts.jpg

Hasil penelitian yang dilakukan University of Pennsylvania tersebut telah dipublikasikan dalam Archives of Dermatology.

"Orang yang mengonsumsi antibiotik untuk jerawat cenderung menggunakannya dalam jangka panjang, yaitu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun," kata David Margolis, MD, PhD, seorang profesor dermatologi seperti dilansir dari WebMD, Rabu (23/11/2011).

Padahal penggunaan antibiotik jangka panjang mungkin dapat mengubah bakteri di tenggorokan, yang akan mengarah pada sakit tenggorokan. Studi sebelumnya telah menemukan adanya hubungan antara terapi antibiotik untuk jerawat dan peningkatan risiko sakit tenggorokan.

"Tetapi penelitian baru ini adalah yang pertama mengamati pasien dari waktu ke waktu," kata Margolis dan rekannya.

Para peneliti melakukan dua studi. Studi pertama melihat mahasiswa yang bertemu dengan peneliti pada kunjungan tunggal di Januari dan Februari 2007. Dalam studi tersebut, 10 dari 15 mahasiswa yang mengonsumsi antibiotik oral untuk jerawat melaporkan sakit tenggorokan. Hanya 47 dari 130 siswa yang berjerawat tetapi tidak menggunakan antibiotik oral.
http://obatpropolis.com/wp-content/uploads/2010/03/radang_tenggorokan1.jpg

Studi kedua diikuti oleh kelompok lain yang melibatkan 600 siswa untuk beberapa kunjungan selama tahun ajaran 2007-2008. Dari kelompok tersebut, 36 orang mengonsumsi antibiotik oral untuk jerawat, sementara 96 orang menggunakan antibiotik topikal untuk jerawat.

Sekitar 11 persen dari mahasiswa yang mengambil antibiotik oral untuk jerawat mengakui harus pergi ke pusat layanan kesehatan karena sakit tenggorokan. Sedangkan mahasiswa yang menggunakan antibiotik topikal tidak melaporkan mengalami sakit tenggorokan dibandingkan dengan yang mengonsumsi antibiotik oral.

Selain menanyakan pada mahasiswa mengenai apakah mereka mengalami sakit tenggorokan, para peneliti juga memeriksa mereka untuk bakteri streptokokus. "Hanya sekitar 10 persen sakit tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri, sedangkan streptokokus telah menyebabkan sakit tenggorokan sebanyak 90. Kurang dari 1 persen dari mahasiswa yang sakit tenggorokan oleh karena strepkokus," kata Margolis.

Meskipun para peneliti berpikir bahwa mungkin antibiotik mungkin mengubah keseimbangan bakteri, yang dapat membuat peserta penelitian lebih rentan terhadap sakit tenggorokan. Namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi hasil penelitian tersebut.

Untuk saat ini, dokter dan pasien harus mempertimbangkan risiko dan manfaat penggunaan jangka panjang antibiotik oral untuk pengobatan jerawat.
"Penelitian baru tersebut menambah kebingungan tentang peran antibiotik dalam sakit tenggorokan," kata Diane Thiboutot MD, seorang profesor dermatologi Penn State.

Beberapa dermatologists, mengatakan penggunaan jangka panjang antibiotik dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Penggunaan antibiotik topikal dapat menyebabkan kekeringan yang berlebihan, sehingga pasien lebih memilih untuk mengonsumsi antibiotik oral.





sumber :http://www.detikhealth.com/read/2011/11/23/165252/1773952/763/obati-jerawat-dengan-antibiotik-bisa-sakit-tenggorokan?l991101755