Bagian yang gosong pada sate maupun daging-dagingan yang terlalu matang sejak lama diketahui bisa memicu kanker. Namun penelitian terbaru menunjukkan, risiko kanker akibat daging gosong ternyata 2 kali lebih besar dari dugaan semula.
Menurut penelitian para ahli dari Norwegian Institute of Public Health, daging yang terlalu matang atau cenderung gosong mengandung senyawa mutagen yang bersifat karsinogen atau memicu kanker. Di dalam tubuh, senyawa ini bisa memicu perubahan sel-sel normal menjadi kanker.
Selain itu, risiko kanker juga diperbesar oleh adanya enzym sulfotransferase yang secara alami ada di tubuh manusia. Enzym ini bisa mengubah zat-zat yang berbahaya menjadi tidak berbahaya, atau sebaliknya dari yang tidak berbahaya menjadi bersifat karsinogen.
Dalam sebuah eksperimen pada tikus, reaksi antara enzym sulfotransferase dengan senyawa mutagen pada daging gosong bisa meningkatkan risiko kanker usus antara 31-80 persen. Peningkatan risiko ini disebut-sebut mencapai 2 kali lipat dari yang diduga sebelumnya.
Tikus-tikus yang digunakan dalam eksperimen ini diberi tambahan enzym sulfotransferase agar kondisinya semirip mungkin dengan manusia. Secara alami, tikus-tikus hanya memiliki sulfotransferase di hatinya sehingga penelitian-penelitian terdahulu memberikan hasil berbeda.
"Kami ingin membuktikan bahwa pembentukan tumor di usus lebih besar pada tikus yang dimodifikasi dengan enzym supaya mirip manusia, dibanding pada tikus normal, setelah sama-sama diberi makan daging gosong," ungkap para peneliti seperti dikutip dari Dailymail, Senin (7/11/2011).
Pada manusia, efek buruk dari daging yang memiliki bagian gosong di permukaannya juga bisa dinetralkan dengan mengonsumsi buah dan sayuran. Serat yang terkandung di dalamnya berfungsi sebagai sikat untuk membersihkan sisa-sisa serat daging di permukaan usus, yang bisa memicu kanker.
(up/ir)