Hari-hari selama musim haji di Tanah Suci adalah hari-hari jutaan umat muslim dari seluruh dunia berkumpul di mana-mana, siang maupun malam.
Selama hari-hari haji, pemandangan di kota Mekkah dan Mina adalah pemandangan lautan manusia, yang didominasi pakaian warna putih, yang sedang berkumpul untuk menunaikan rukun Islam yang kelima.
Melempar jumrah adalah ritual dalam rangkaian ibadah haji yang diinspirasi kisah Nabi Ibrahim saat melempari setan yang mencoba mengganggu keyakinannya, ketika diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih anaknya, Ismail. Makna jumrah adalah menghalau segala sifat buruk/jahat yang ada dalam diri manusia.
Seorang bapak membantu anak perempuannya untuk melempar jumrah di Mina.
Dua lelaki khusyuk berdoa di jemarat, saat melakukan ritual melontar jumrah di hari Tasyrik 11 Dzulhijjah. Tempat ini merupakan salah satu tempat utama buat jamaah untuk menyampaikan doa-doanya kepada Allah SWT.
Berdoa, berdoa, berdoa, di mana saja, setiap saat, menghadap kiblat, di hadapan tuhan.
Ibadah haji adalah rangkaian ibadah yang sangat melelahkan secara fisik. Seorang jamaah beristirahat di antara hiruk-pikuk di jemarat, Mina.
Petugas-petugas kebersihan di lokasi pelemparan jumrah di Mina.
Jamaah mulai menaiki jemarat atau jembatan menuju tempat melempar jumrah di Mina. Foto diambil pada Senin 11 November 2011 sekitar jam 8 malam waktu setempat.
Jika jutaan orang tumpah ruah di suatu tempat, maka tak ada tempat yang tidak ditempati manusia, dari jalan-jalan sampai di atas gunung.
Suasana di depan gerbang jemarat, Mina, pada hari pertama di Hari Tasyrik, yaitu tanggal 11 Dzulhijjah 1432 H. Lautan manusia di Tanah Suci di musim haji.
Kapanpun, di manapun, dalam suasana apapun, jamaah haji melakukan salat, beribadah sebanyak-banyaknya, untuk memaksimalkan kedekatan mereka pada tuhan-Nya.
Lautan manusia kawasan jamarat di Mina pada hari Senin (7/11) malam atau 11 Dzulhijjah 1432 hijriah.
sumber :http://foto.detik.com/readfoto/2011/11/08/132014/1762815/157/12/