 Satu spesies reptil  langka yang masih bergaris keturunan dinosaurus  ditemukan di hutan  belantara Selandia Baru untuk pertama kalinya dalam  kurun waktu sekitar  200 tahun. Reptil  tersebuta adalah spesies  Tuatara. Anak tuatara itu ditemukan oleh salah  satu staf saat  melakukan pembersihan rutin di Cagar Alam Karori di  Wellingtong.   Penemuan ini sangat mengagumkan karena ini berarti cagar  alam tersebut  berhasil menyatukan kembali populasi pengembangbiakan di  daratan itu,  yang menjadi terobosan besar bagi cagar alam Selandia Baru.  Tuatara  adalah keturunan spesies reptil mirip kadal terakhir yang hidup  di bumi  bersama dinosaurus 225 juta tahun silam, kata pakar zoologi.  Ada  sekitar 50.000 dari spesies itu yang hidup di hutan rimba pada 23  pulau  lepas pantai yang bebas dari predator, tapi ini untuk pertama
Satu spesies reptil  langka yang masih bergaris keturunan dinosaurus  ditemukan di hutan  belantara Selandia Baru untuk pertama kalinya dalam  kurun waktu sekitar  200 tahun. Reptil  tersebuta adalah spesies  Tuatara. Anak tuatara itu ditemukan oleh salah  satu staf saat  melakukan pembersihan rutin di Cagar Alam Karori di  Wellingtong.   Penemuan ini sangat mengagumkan karena ini berarti cagar  alam tersebut  berhasil menyatukan kembali populasi pengembangbiakan di  daratan itu,  yang menjadi terobosan besar bagi cagar alam Selandia Baru.  Tuatara  adalah keturunan spesies reptil mirip kadal terakhir yang hidup  di bumi  bersama dinosaurus 225 juta tahun silam, kata pakar zoologi.  Ada  sekitar 50.000 dari spesies itu yang hidup di hutan rimba pada 23  pulau  lepas pantai yang bebas dari predator, tapi ini untuk pertama   kalinya spesies itu ditemukan di daratan tersebut  dalam kurun waktu 200  tahun. Hewan-hewan asli Selandia Baru hampir  punah di tiga pulau utama  negara itu menjelang akhir tahun 1700-an  karena adanya predator seperti  tikus. Spesies yang ditemukan itu  diperkirakan sudah berusia sebulan dan  kemungkinan berasal dari  penetasan telur sekitar 16 bulan lalu. Dua  sarang telur yang berukuran  sebesar bola pingpong digali di cagar alam  itu tahun lalu dan tuatara  diperkirakan menetas sekitar musim ini. Dia  mungkin satu-satunya anak  yang menetas musim ini, tapi hewan itu  berukuran kecil. Perjalanan anak  hewan langka itu mencapai dewasa akan  sangat sulit walaupun berada di  cagar alam seluas 250 hektar dan  dilindungi oleh pagar anti predator.  Tuatara sudah lama punah di daratan  itu. Sekitar 200 tuatara sudah  dilepaskan ke cagar alam Karori sejak  tahun 2005, yang dibangun untuk  membudidayakan burung-burung asli,  serangga dan makhluk-makhluk  lainnya.
Sumber
Sumber