Konsumsi kafein dalam jumlah normal bersifat menguntungkan karena dapat mencegah kantuk, menaikkan daya tangkap pancaindera, mempercepat daya pikir, serta mengurangi rasa bosan. Meskipun kopi memang bisa mencegah kantuk, mengonsumsinya secara berlebihan juga tidak baik. Terlalu banyak kafein bisa memengaruhi secara negatif mood, energi, bahkan kesehatan Anda.
"Beberapa riset bahkan mengaitkan dosis kopi yang tinggi dengan infertilitas, dan meningkatnya risiko patah tulang pinggul pada wanita tua," ujar Keri M Gans, MS, RD, CDN, penulis buku The Small Change Diet. Anda yang biasa mengonsumsi kafein dalam jumlah banyak lalu tiba-tiba menghentikannya akan mudah marah, lelah, sakit kepala, bahkan depresi.Oleh karena itu, American Dietetic Association menyarankan untuk tidak mengonsumsi kafein lebih dari 300 mg sehari. Jumlah tersebut sama dengan sekitar dua atau tiga cangkir kopi ukuran 236 ml (atau satu gelas standar). Meskipun Anda bukan seorang penggemar kopi, Anda juga bisa mendapatkan kafein dari sumber-sumber yang tidak terdeteksi. Lalu bagaimana bisa tahu bahwa kafein yang Anda konsumsi sudah termasuk berlebihan?
1. Ngantuk sepanjang hari bila tidak minum kopi
Setiap hari Anda harus mengandalkan kopi agar bisa bertahan sampai sore tanpa mengantuk. Pada sebagian orang, yang dibutuhkan mungkin kafein dalam bentuk lain, minuman kola misalnya. Menurut David J Clayton, MD, penulis buku The Healthy Guide to Unhealthy Living, kadar kafein dalam sekaleng minuman kola bisa sama banyaknya dengan secangkir espresso. Selain dapat memicu penurunan energi, kandungan asam pada minuman bersoda bisa merusak enamel gigi jika diminum setiap hari. Batasi minuman soda hingga sekaleng saja sehari, lalu gosoklah gigi untuk membantu mengurangi efek erosi pada enamel gigi.
2. Urine berwarna oranye
Warna kuning gelap atau oranye pada urine merupakan tanda dehidrasi. "Kopi bersifat diuretik yang bisa menyebabkan dehidrasi karena peningkatan jumlah urine, mengakibatkan Anda kehilangan banyak cairan tubuh,” kata Amy Gross, MPH, RD, CDN, pakar diet klinis di New York Presbyterian Hospital. Namun, sebenarnya Anda tidak akan mengalami dehidrasi hanya dengan mengonsumsi kafein. Baru ketika jumlahnya mencapai 500 mg, Anda akan terkena dehidrasi.
3. Anda tidak bisa tidur
"Kafein membutuhkan sekitar 45 menit hingga satu jam untuk diserap dan bertahan lama. Artinya, ia bisa tetap ada di tubuh selama beberapa jam dan akhirnya memengaruhi siklus tidur Anda," ujar Molly Morgan, RD, pemilik Creative Nutrition Solutions di Vestal, New York, dan penulis buku The Skinny Rules.
Jika Anda butuh waktu lebih dari 30 menit untuk terlelap pada malam hari, coba hindari mengonsumsi kafein setelah pukul 12.00 untuk melihat apakah hal itu lebih mudah membuat Anda tertidur. Bila benar, hindari juga sumber kafein lainnya, termasuk teh hijau dan kopi decaf. Kopi decaf masih menyimpan sekitar sepertiga jumlah kafein, lho!
4. Anda merasa gelisah
Pengaruh kafein pada sebagian orang memang berbeda-beda. Ada yang telapak tangannya berkeringat, jantung berdebar, sulit tidur, dan gelisah. Kafein bisa memperburuk stres dan depresi karena mengacaukan senyawa kimia di otak yang disebut adenosine. Selain itu, kafein juga bertindak sebagai stimulan yang memicu kelenjar adrenal untuk melepaskan lebih banyak hormon stres seperti adrenalin yang dapat meningkatkan detak jantung dan membuat Anda makin gelisah.
5. Merasa panas dan mulas
Anda tahu ketika isi perut rasanya naik kembali ke kerongkongan? Hal ini terjadi ketika otot pada bagian akhir esofagus membuat makanan dan asam lambung naik sehingga ada rasa terbakar di bawah dada. Bila hal ini terjadi pada Anda, kemungkinan penyebabnya adalah kelebihan kafein. Kafein melepaskan otot di bagian akhir esofagus tersebut yang membuat asam lambung naik. Coba hentikan dulu minum kopi untuk melihat apakah rasa tak nyaman tersebut mereda.