Mendag Mari Elka Pangestu. Foto: Heru Haryono/okezone
Menurutnya, tindakan paling strategis yang dibutuhkan saat ini adalah membentuk tim ekonomi kabinet yang militan, beranggotakan menteri-menteri yang tahu betul hakikat kepentingan nasional dan kepentingan rakyat.
Ketergantungan pada bahan pangan impor tak terhindarkan karena niat merevitalisasi sektor pertanian dan perkebunan tanaman pangan dilaksanakan setengah hati.
"Di sektor industri dan UMKM, kebijakan impor yang demikian longgar malah menjadi faktor yang mematikan potensi ekonomi rakyat di dalam negeri," tukasnya.
Sebagai acuan atau perbandingan, total nilai impor bahan pangan per 2009 tercatat Rp51,97 triliun. Komoditi yang diimpor meliputi gandum, jagung, beras, tepung terigu, kacang kedelai, susu, gula, daging sapi, hingga garam dan cabai.
Pertumbuhan impor produk industri pun terbilang sangat cepat. Pada 2010, nilai impor mesin dan peralatan tercatat USD18 miliar, produk elektronik USD14 miliar, produk automotif dan komponennya USD13 miliar. Paling menggelisahkan tentu saja melihat pertumbuhan impor produk China di pasar dalam negeri.
"Akibat banjir produk impor yang tak terkendali, khususnya dari China, produktivitas sektor industri dan UMKM anjlok," katanya.
Selain itu, volume penjualan produk lokal turun sangat tajam. Akibatnya, kemampuan sektor industri dan UMKM dalam penyerapan tenaga kerja pun semakin menyusut. (ade)
sumber :http://economy.okezone.com/read/2011/10/18/320/516722/pencopotan-mari-elka-disambut-baik-pengusaha