Di Kampung Jawa, Denpasar Bali, ada menu yang biasa disajikan untuk menemani berbuka puasa. Namanya sate puting susu sapi, yang meruapakan salah satu makanan khas di Kampung Jawa pada bulan Ramadan.
Rusna, salah satu pedagang sate puting susu, menjelaskan bahwa satenya kerap ludes diserbu warga luar kampung yang ingin berbuka dengan hidangan satenya.
"Belum waktunya buka puasa, sudah langsung habis. Kadang kami kewalahan meladeni pembeli yang suka memborong satenya. Satu pembeli bisa minta 25 tusuk," kata Rusna, Jumat 13 Agustus 2010.
Disamping sate puting susu, Rusna juga menjual sate lainnya seperti sate usus, dan sate sum-sum. Sate puting susu ini terbuat dari daging puting susu sapi yang direbus selama tiga jam, agar sate terasa empuk dan berlemak.
"Awalnya hanya coba-coba membuat sate susu, karena waktu bulan puasa banyak permintaan, akhirnya jualan terus, dan sudah sekitar 5 tahun terakhir ini," ujarnya.
Untuk membuat sate ini tidaklah sulit. Sembari menunggu daging puting susu direbus, siapkan bumbu-bumbunya. "Bawang merah, bawang putih, cabai, kunyit, jahe, garam dan gula sedikit, ketumbar, santan, dan daun jeruk," kata Rusna.
Bahan-bahan tersebut dihaluskan, kemudian tumis bersama dengan daun jeruk dan santan. Setelah bumbu harum, disisihkan. Setelah itu, potong daging puting susu sapi yang sudah direbus, dan rendam dalam bumbu tersebut selama kurang lebih 15 menit.
Jika bumbu sudah meresap kedalam daging, tusuk satu persatu daging, dan sate siap untuk dibakar diatas arang menyala. Agar lebih nikmat, sate puting susu bisa dapat disajikan dengan sambal tomat, disantap dalam keadaan hangat.
Bagi pelanggannya, sate daging susu sapi dipercaya dapat meningkatkan vitalitas kaum pria. Setelah makan sate ini tubuh menjadi lebih hangat