Terapi rel yang dilakukan warga Stasiun Rawa Buaya, Jakarta Barat, dan warga Kota Baru, Bekasi, semakin populer. Terapi rel kereta api listrik diakui bermanfaat bagi kesehatan dan dapat menyembuhkan penyakit mereka.
Penyembuhan lewat energi listrik sebenarnya bukan hal baru dalam ilmu kesehatan. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh James Graham. Pria berkebangsaan Skotlandia ini lahir pada 1745. Ia tidak lulus sekolah kedokteran, namun tetap menyebut dirinya “dokter”.
Setelah pindah ke Philadelphia, Amerika Serikat, ia bertemu Benjamin Franklin dan melihat percobaan Franklin tentang listrik. Dari sana, ia pun yakin bahwa listrik dapat menyembuhkan.
Mulai 1775, Graham kembali ke London dan mulai membuka praktik pengobatan dengan listrik. Ia memberi sentakan listrik pada pasiennya yang duduk di kursi khusus yang disebutnya “magnetic throne”. Cara pengobatan ini sempat populer pada 1779 di Eropa.
Guillaume Duchenne (1855) mengembangkan terapi listrik pertama, terapi ini menyalurkan aliran listrik langsung yang prinsip dasarnya untuk memicu kontraksi otot.
Selain itu ada pula perangkat Heidelberg Electric Belt yakni sabuk listrik yang diperkenalkan 1902. Saat itu, alat ini disebut-sebut sebagai cara ampuh menyembuhkan penyakit syaraf parah serta penyakit lemah syahwat. [mor]
sumber :http://teknologi.inilah.com/read/detail/1727872/terapi-listrik-metode-yang-sudah-ada-sejak-lama