Dalam seminggu terakhir, serangan brutal Israel ke Jalur Gaza kian meningkat. Serangan-serangan mematikan Zionist Israel tersebut telah menelan korban tewas dan luka-luka. Tercatat sejumlah 20 orang syahid dan ratusan lainnya luka parah. Kebanyakan korban luka parah akan mengakibatkan cacat seumur hidup, karena kehilangan beberapa anggota tubuh mereka.
Tindakan keji Zionis Israel tidak berhenti sampai disitu, dari berbagai sumber medis di Gaza mengatakan bahwa Zionist kembali menggunakan senjata kimia terlarang berupa fosfor putih (white phosphorus) yang pernah digunakan pada 2008 dan 2009 yang lalu. Bom fosfor putih sangat berbahaya dan menyebabkan kematian, karena setiap anggota tubuh yang terkena fosfor tersebut akan melepuh dan terbakar.
Sementara itu Menteri Kesehatan Gaza, Dr. Baseem Naim, dalam wawancara via telpon yang disiarkan langsung oleh Al-Aqsa TV (10/4), menyatakan bahwa Israel telah menggunakan senjata terlarang secara internasional selama serangan beberapa hari ini. Semua korban yang mengalami cedera terjadi hampir di seluruh bagian tubuh mereka, dan fakta ini menunjukkan bahwa Zionist telah menggunakan senjata kimia fosfor putih dalam serangkaian serangan ke Gaza.
Agresi sistematis dan terprogram Israel dilakukan tanpa pandang bulu dengan menyerang perempuan, anak-anak dan orang tua. Bahkan serangan Israel juga telah melukai tim medis. Sebuah ambulans diserang Zionist Israel setelah berusaha mendekat kepada korban pemboman Israel. Serangan terhadap ambulans tersebut mengakibatkan tewasnya seorang paramedis sedangkan pengemudi dalam keadaan luka parah.
Baseem Naim juga menyakan keheranannya terhadap sikap masyarakat dunia yang hanya bisa diam tatkala Israel secara membabi buta membunuh rakyat Palestina.
"Kami heran terhadap keheningan masyarakat dunia atas kejahatan Israel tersebut. Ada banyak pihak dunia yang menekan Palestina untuk tetap tenang dan jauh dari merespons aksi brutal Israel," kata Naim.
Selain itu Naim juga meminta kepada otoritas Mesir dalam hal ini Kementrian Kesehatan Mesir untuk kiranya bisa menerima beberapa korban untuk dirawat di Rumah Sakit di Mesir. Hal ini dikarenakan terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia di rumah sakit.
Bahkan diprediksikan jika serangan ini terus berlanjut dan menelan banyak korban maka Rumah Sakit di Gaza dipastikan tidak akan mampu menampung jumlah korban yang terus berjatuhan.
Keberadaan Rumah Sakit di daerah konflik seperti Gaza memang sangat urgent, karena dipastikan korban akan banyak berjatuhan serta memerlukan penanganan segera.
Pembangunan RS Indonesia di Gaza akan Segera Dimulai
Untuk itulah Rumah Sakit Indonesia yang akan segera dimulai pembangunannya pada bulan April 2011 ini akan sangat bermanfaat bagi para korban perang, karena RSI ini didisain khusus untuk menangani berbagai korban yang mengalami trauma dan membutuhkan rehabilitasi serta penanganan segera.
Dengan kapasitas 100 tempat tidur dan ruangan operasi yang cukup luas, diharapkan Rumah Sakit sumbangan dari Rakyat Indonesia ini bisa membantu para korban perang di Jalur Gaza, sehingga tidak perlu lagi keluar dari Gaza serta menempuh jarak yang cukup jauh untuk mendapatkan pengobatan.
Saat ini MER-C sedang bersiap untuk menandatangani kontrak dengan pihak kontraktor lokal yang ada di Gaza untuk memulai pembangunan RS Indonesia. Seluruh relawan yang bertugas di Jalur Gaza yang berjumlah 7 orang pun tengah menyiapkan berbagai hal terkait dengan penandatangan kontrak dan senantiasa berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di Gaza. Tim Insinyur dari Jakarta juga akan segera bertolak ke Gaza untuk penandatanganan kontrak ini dimana seluruh perizinan Tim kini sedang dalam proses.
Mohon doa dan dukungan dari seluruh rakyat Indonesia khususnya, agar pembanguan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza bisa segera dimulai dan berjalan dengan lancar.