Perjalanan panjang selama seminggu ditempuh dengan berjalan kaki oleh seorang ibu di Afrika Timur. Bencana kelaparan memaksanya berjuang demi anaknya yang hanya punya peluang 50:50 untuk hidup karena tinggal kulit pembungkus tulang.
Mihag Gedi Farah, bocah laki-laki berusia 7 bulan tersebut hanya memiliki berat 7 pound atau sekitar 3,17 kg. Matanya terbelalak, tampak besar dibandingkan lebar wajah dan ukuran tubuhnya secara keseluruhan yang kurus kering mirip jerangkong (tulang kerangka) hidup.
Si bocah baru saja tiba di sebuah rumah sakit lapangan di kota Dabaab, Kenya. Sang ibu, Asiah Dagane membawanya jauh-jauh dari Kismayo, sebuah wilayah di Somalia yang jaraknya harus ditempuh dengan berjalan kaki selama seminggu.
Asiah rela melakukannya demi menyelamatkan sang buah hati dari bencana kelaparan yang membuatnya sekarat karena kurang gizi. Peluang Mihag untuk bertahan hidup dikatakan tinggal 50 persen, itupun dengan syarat berat badannya harus naik 3 kali lipat dari sekarang.
"Sangat-sangat parah. Tentu saja kami tidak pernah memberi tahu ibunya bahwa bayinya mungkin tidak akan sanggup bertahan. Tapi kami akan terus memberinya harapan," ungkap seorang petugas yang merawat Mihag, seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (28/7/2011).
Dari Somalia, Asiah berjalan kaki membawa Mihag bersama 4 anaknya yang lain ke Kenya untuk mendapat pertolongan setelah semua kambing dan sapi peliharaannya mati kelaparan. Jika tidak gigih berjuang, nasibnya mungkin akan sama seperti ternak-ternaknya.
Diperkirakan, Mihag hanya 1 di antara 80.000 balita lainnya di Somalia yang menderita kurang gizi akibat bencana kelaparan dan mencari pertolongan ke kamp-kamp pengungsian di Kenya. Karena tidak ada transportasi, orang-orang hanya berjalan kaki dari Kismayo dan ibukota negara Mogadishu.
Menurut catatatan PBB, kekeringan parah menyebabkan sekitar 11 juta warga di berbagai wilayah Afrika Timur menderita kelaparan. Di wilayah yang disebut juga Horn of Africa atau Tanduk Afrika ini, kekeringan dan kurang gizi hanya satu di antara berbagai bencana lain termasuk perang saudara.
Penderitaan paling parah dialami oleh 3,7 juta warga di Somalia, yang juga menanggung dampak buruk dari perang saudara. Di negara yang sebagian wilayahnya dikuasai jaringan milisi Al-Qaeda ini, bantuan internasional sangat sulit disalurkan.
PBB sendiri dalam waktu dekat baru akan menjangkau 175 ribu dari sekitar 2,2 juta korban kelaparan di Somalia yang sama sekali belum tersentuh bantuan. Kendala utamanya adalah masalah transportasi, sebab di Somalia ranjau darat tertanam di mana-mana dan bisa meledak di kapan saja.
(up/ir)
sumber :http://www.detikhealth.com/read/2011/07/28/080206/1691012/763/bocah-bocah-sekarat-karena-kelaparan-parah?l991101755