“kalo yang ijo daun warnanya kayak daun, nah kalo yang ijo langit itu ya warnanya kaya langit”
Sompret, dari jaman nenek nenek maen zynga poker pun semua bisa jawab kek gitu.
Dari kesalah pahaman ini pula saya pernah jadi korban kecanggihan kosakata mereka. Di sukabumi saya pernah pe pucet ampir pingsan nahan BAB di posko PDIP gara gara nyari rumah temen gak ketemu,dan kondisi saya lagi sakit perut gara gara kedinginan AC di bis.dan salahnya saya nanyanya ke orang tua, dikasih petunjuk “ rumah yang pager nya warna ijo “, pas ketemu ternyata pagernya warna biru *sompret
Dan kesalah pahaman kedua waktu pertama tinggal di bandung nanyain jalur angkot. Kalo ke margahayu naek aja angkot ‘kijang hejo’. Walhasil sang angkot hejo gak pernah ketemu di jalur tersebut
apa di tempat agan juga sama ??
Kebayang kalo orang indonesia jaman dulu kerjanya jadi penjinak bom, mungkin cerita fiktif dibawah ini bisa mewakilinya :
Sersan : Penjinak Bom 1 : dari Indonesia, pangkatnya masih sersan, kerja di lapangan
Komandan : Penjinak Bom 2 : dari Amerika, pangkatnya udah kolonel, mengontrol dari markas
Washington DC, May 19 1930
bersetting di sebuah gedung yang di pasang bom waktu.seorang prajurit dari indonesia asli bertugas untuk menjinakan bom tersebut,di pandu komandan nya dari markas besar dengan komunikasi via radio
Komandan : “ kijang satu kijang satu ke kijang dua, gimana kondisi di sana ? ganti “
Sersan : “ Saya sedang didepan bom waktu yang akan meledak komandan, mohon instruksi, ganti!”
Komandan : “ Tolong bersihkan area dahulu sersan ! “
Sersan : “ Maksudnya saya ngepel atau nyapu komandan ?atau ngelap ngelap lantai?mohon instruksi!! ganti “
Komandan : “ Bukan!!semprul kamu!! Kamu ambil radius berapa meter dari pusat bom, kamu bersihkan area itu dari obyek yang bisa membahayakan “
Sersan: “ Siap komandan! Laksanakan!! “
Tak lama berselang..
Sersan : “ Lapor komandan, area sudah di bersihkan, ganti!”
Komandan : “ Ok, sekarang fokuskan ke bom waktu, berapa menit lagi waktu tersisa sersan ?? “
Sersan : “ Sekarang menunjukan hitungan mundur 15:00:59 komandan !!”
Komandan : “ Anda hanya punya waktu 15 menit sersan !!, buka tutup bom nya, gunakan obeng !! “
Sersan : ” Kalo saya bongkar nanti garansinya batal dong komandan “
Komandan : “ Semprul Kronis !! memangnya itu elektronik pake ada segel garansinya segala, cepet bongkar !!”
Sersan : “ Siap!! laksanakan !!”
…
Sersan : “ Bom sudah terbuka komandan, disini banyak kabel , mohon instruksi !! ganti!! “
Komandan: “ Potong kabel yang paling dekat dengan kamu sersan!! Sekarang!!“
Sersan : “Siap!! laksana………pret!! “ pembicaraan terpotong
Kondisi markas heboh, komandan marah marah
Komandan : “ Itu prajurit darimana sih!!! Goblok di abisin sendiri!! Saya bilang potong kabel paling dekat !! kabel yang ada di bom itu!! bukan berarti kabel headset yang nempel di badan dia !!”
“ Aktifkan alat komunikasi kedua, panggil dia kembali “ sahut komandan masih dengan marah marah
Operator di markas mengaktifkan alat komunikasi cadangan memanggil sang prajurit di lapangan
Begitu tombol pemanggil di aktifkan, terdengar dari speaker markas
“ …….aza aza …aza aza…” lagu bang rhoma menginterupsi kegiatan militer di markas itu
sepuluh detik akhirnya di angkat..
Sersan : “ Panggilan di copy komandan!!siap terima instruksi “
Komandan: “ Itu tadi kamu apa apaan, kenapa saya panggil kamu ada musik seperti itu hah!!!”
Sersan: “ Itu Ring back Tone namanya komandan, di negara saya sudah biasa “
Komandan: “ ini jalur militer !! jangan main main, kamu sedang didepan bom yang bisa membunuh kamu!! Mengerti kamu !! Edhan!!“
Sersan : “ Siap!! Dimengerti !!”
Di markas, komandan di bantu ajudannya membuka buku mencari data tentang bom jenis apa yang di hadapi prajuritnya di lapangan.Sesekali mereka berdiskusi.
Komandan: “ Sersan!! tolong dicari dari mana asalnya yang tadi !! saya tunggu datanya !!”
Sersan: “ Dari Tasikmalaya asalnya komandan!!! Dari daerah Sodong, Negla, Taraju *nama nama daerah di tasik, makanya disebut grup SONETA komandan, datanya saya tidak ada, Cuma gambar vokalis nya saja yang saya punya, ada di dompet saya komandan !!”
Komandan : “ ARRRRGGGHHH!!! *bunyi seperti orang memakan benda keras. Bego!! Data bom yang saya minta!!!! “
Sersan : “ Oh maaf komandan, bom sudah saya lokalisir hanya tersisa 4 kabel !! mohon instruksi !! “
…
Komandan: “ Potong kabel hijau !!! “
Sersan : “ Siap laksanakan!!! ”
Komandan: “ Seharusnya sekarang bom sudah mati!! Laporkan situasi terakhir sersan!!”
Sersan: “ Bom masih nyala komandan, malah makin cepet !! “
Komandan : “ Kamu tadi potong kabel warna apa!! “
Sersan: “ Hijau komandan !!”
Komandan : “ Mestinya bom nya sudah mati !!! ambil tindakan cepat !! “
Sersan: “ Saya gak bawa koin komandan !!”
Komandan: “ Koin untuk apa??!! “
Sersan : “ kalo gagal kan bisa ngulang lagi dari awal “
Komandan :” Semprul!! Itu bom waktu bukan mesin ding dong “
Sersan: “ Tapi sumpah saya tadi potong yang hijau komandan!!, komandan salah baca kali “
Komandan: “ Monyong!! Udah salah malah ngeyel, memang sekarang sisa kabel warna apa?? “
Sersan: “ Merah, Hitam, Hijau, Kuning !! “
Komandan: “ Lha koq kabel hijaunya ada dua!!! “
Sersan:” Lha memang dua komandan, yang satu ijo daun yang satu ijo langit “
Komandan:” Ngaco kamu!! Langit itu biru bukan ijo!!”
Sersan: “ Langit itu ijo komandan !!!sekali kali komandan maen ke kampung saya!! “
Komandan: “ Moncrot!! Brati tadi kamu potong yang ‘ijo langit’???? “
Sersan : “ Iya komandan !!! siap menunggu instruksi!! ”
Komandan di markas Cuma geleng geleng kepala, bisik bisik ke ajudannya
“bilangin ke personalia, nanti lagi kalo mo rekrut anggota tanya dulu di tempat nya warna langit nya apa “
Sementara dari alat komunikasi sang prajurit memanggil manggil
Sersan: “ Kondisi Darurat komandan!! Bom siap meledak!! Mohon instruksi!!”
Komandan: “ Ok, operasi saya ambil alih, kamu ikuti semua instruksi dan ucapan saya !!”
Sersan: “ Siap Laksanakan !!”
Komandan :” Ina…!! “
Sersan :” Ina ..!!”
Komandan: “ Lilahi !!”
Sersan: “ Lilahi !!”
Komandan: “ Wa ina Ilaihi ..!! “
Sersan : “ Wa ina ilaihi ?? “
Komandan : “ Roji’un…!!”
Sersan : ??%%??**#
sumber :http://haxims.blogspot.com/2011/06/ternyata-langit-di-indonesia-dulu.html