http://static.inilah.com/data/berita/foto/1639622.jpg




Komisi Nasional (Komnas) Perempuan menyesalkan tindakan Walikota Bogor,Diani Budiarto yang menikahi gadis berusia 18 tahun sebagai istrinya yang ke-empat. Jabatan Budiarto sebagai pejabat publik seharusnya memberikan contoh yang baik bagi warganya.

"Masyarakat menganggap tokoh adalah panutan. Sebagai seorang pejabat publik tentu apa yang dia lakukan adalah kebijakan yang bisa ditiru dan bisa dijadikan acuan baik dalam kultur bermasyarakat maupun kultur berpolitik," tandas Ketua Komnas Perempuan, Yunianti Chuzzifah ketika berbincang dengan INILAH.COM, Jumat (24/6/2011) malam.

Seperti diberitakan sebelumnya, Walikota Bogor Diani Budiarto melangsungkan pernikahannya yang keempat dengan gadis berusia 18 tahun, Siti Indriyani di rumahnya di Kompleks Bogor Nirwana Residence (BNR) Bogor. Saat ini istri pertamanya, Fauziah Budiarto terbaring sakit dan dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Meski secara biologis, Siti sudah memenuhi persyaratan menikah yaitu sudah baligh, namun secara psikologis bisa saja gadis yang baru lulus sekolah menengah atas (SMA) belum siap. Apalagi dijadikan isti ke-empat.


http://koranbogor.com/wp-content/uploads/2011/03/Walikota-Bogor-Diani-Budiarto1.jpghttp://koranbogor.com/wp-content/uploads/2011/03/Walikota-Bogor-Diani-Budiarto3-298x450.jpg



"Apakah sudah ada kematangan sikap, karena berdasarkan analisa yang banyak kita lakukan, kebanyakan ditemukan perempuan yang menikah muda rentan dengan kesiapan mentalnya. Untuk masalah reproduksi mungkin dia sudah siap, tapi untuk psikologis ini sering banyak dipersoalkan," tandas Yunianti.

Komnas Perempuan sendiri, lanjut Yunianti, tetap pada sikapnya yaitu sejak awal menolak tegas adanya praktek poligami. Karena berpotensi dan cenderung menyebabkan kekerasan dalam rumah tangga khusunya kepada si istri.

"Komnas perempuan sedari awal dalam posisi menentang poligami. Poligami adalah bentuk kekerasan kepada perempuan, disitu ada pola kekerasan secara kemanusiaan dan selalu berujung pada kekerasan psikologi seperti tidak adanya keadilan. Poligami sendiri bentuk pelecehan kepada perempuan," ujar Yunianti.




Sebelumnya diberitakan pernikahaan keempat untuk Diani itu berlangsung dengan pengamanan ketat di Perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR). Kabag Humas Pemkot Bogor Asep Firdaus membenarkan adanya acara sakral tersebut.

Meski demikian, Asep membantah kalau Diani menikahi ABG. Menurut dia, istri keempatnya sudah berumur 19 tahun dan sudah dianggap dewasa.

Resepsi telah berlangsung pada Kamis (23/6) kemarin dengan undangan terbatas di Cluster Panorama, Bogor Nirwana Residence, Bogor, tempat kediaman walikota. Para undangan berbaju batik datang dengan bus Blue Bird.

Jika ada tamu undangan yang memakai mobil pribadi, harus menunjukkan undangan. Bahkan, wartawan sempat melihat mobil pribadi Wali Kota Bogor Diani Budiarto bernomor polisi F 1678 BE yang biasa digunakan untuk bertugas memasuki area cluster Panorama.

Pernikahan keempat ini dikritik. Sebab, Fauziah Budiarto, istri pertamanya, saat ini sedang terbaring sakit di salah satu rumah sakit di Jakarta.

"Pejabat publik level Walikota, seharusnya menjadi panutan baik bagi masyarakat. Apalagi menikah untuk empat kali dan diduga telah memalsukan surat-suratnya alias tanpa restu istri-istri sebelumnya," kata Irianto, Ketua LSM Barisan Monitoring Hukum (BMH) Bogor, kepada wartawan, Kamis (23/6).

Diani Budiarto menjadi walikota Bogor untuk kedua kalinya dalam Pilkada 2009 lalu. Dia yang berpasangan dengan Ahmad Ru'yat itu diusung oleh Partai Golkar, PDIP, PKS, Partai Patriot, PKPI, PPDI, PSI, PBSD, dan PDK.


sumber :http://nasional.inilah.com/read/detail/1639622/seharusnya-walikota-bogor-beri-contoh-yang-baik