TMC


TMC


TMC

Tes tabrak antaran Vitz dan Crown. Terpanting pintu masih bisa dibuka

Simulator Dome untuk mengetahui karakter pengemudi

Teknologi yang mengingat pengemudi melenceng dari jalur atau mendekati benda, mobil belok sendiri. Insert: teknologi "pop-op Hood"



TMC
Mobil melaju 40 km per jam akan berhenti otomatis di depan manusia tanpa men

SHIZUOKA, KOMPAS.com - Sebagai produsen mobil terbesar di dunia, Toyota Motor Corp. (TMC) tak cuma memproduksi dan menjual mobil sebanyak mungkin. Di luar itu, mereka juga memikirkan kesalamatan, baik pengemudi, penumpang, pejalan kaki dan kendaraan lain. Semua it terekam dalam pengamatan Kompas.com ketika mengunjungi Higashi Fuji Technical Center (HFTC, 3/12) yang terletak di Shizuoka Prefecture, dua setengah jam naik bus dari Gotemba Kogen.

Tes tabrakan
Sesampai di HFTC, kami diajak ke lokasi "crash test" yang menyerupai hanggar dengan luas panjang 280 meter dan lebar 190 meter. Di situ diperagakan tes tabrakan frontal dengan setengah bodi (sesama pengemudi) antara Vitz dan Crown dan keduanya melaju dengan kecepatan sama 55 km per jam.

Hasilnya, sungguh di luar dugaan. Roda depan kanan Vitz mundur cukup jauh, termasuk mesin. Tapi, setir dan dasbor hanya bergeser sedikit dan tidak menyentuh tubuh pengemudi. Hal serupa juga terjadi pada Crown, malah badan dan dengkul pengnemudi di lindungi kantung udara (air bags).

Yang menarik dari tes tabrak itu, kedua pintu pengemudi masih bisa dibuka. Meski posisi pilar A sudah berubah. "Ini yang menjadi konsen Toyota dalam merancang mobil. Ketika terjadi kecelakaan, pintu harus bisa dibuka," jelas Dadi Hendriadi, Direktur Teknik PT Toyota Astra Motor (TAM) yang ikut dalam rombongan ke HFTC.

Menurut Moritaka Yoshida, managing Officer & Chief Safety Technology officer, dalam setahun dilakukan tes sebanyak 1.600 unit. Tesnya meliputi tabrak dari depan (car to car), Barrier collision test, rollover test dan component test.

Dari situ, kami dibawa ke tempat mengemudi simulator Dome. Tujuannya, menganalisis karakter pengemudi dalam kaitan untuk mengembangkan teknologi keselamatan aktif. Terakhir, memverifikasi efektivitas teknologi keselamatan aktif.

Pre-Collision System (PCS)
Usai melihat simulator, kami pindah lokasi tes untuk merasakan kecanggihan teknologi yang lagi dikembangkan Toyota yang mereka namakan Pre-Collision System (PCS). Teknologi pertama, Pedestrian Accident Avoidance Assist (PAAA) yang diciptakan untuk mendeteksi keberadaan pejalan kaki. Fungsi lainnya, memperingati pengemudi akan keadaan darurat menggunakan audio sebagai tanda.

Kompas.com mencoba kecanggihan PAAA yang dipasang pada Lexus. Mobil dibesut 40 km per jam (tidak boleh lebih) dan di depan ada boneka. Instruktur memberi isyarat tak boleh injak pedal rem, meski boneka berjarak 15 meter. Ketika jarak dengan boneka tinggal satu meter, mobil melambat dan langsung berhenti (tanpa menginjak pedal rem).

Masih dari peragaan PCS, Toyota memperkenalkan teknologi Lane Depature Prevention. Dalam peragaan itu, Kompas.com diminta melajukan mobil konstan 80 km per jam dan arahkan ke dinding di sisi kanan. Selain diminta menjaga kecepatan konstan, juga kemudi jangan dipegang erat.

Apa yang terjadi? Begitu mobil mendekati dinding, ia membelok ke kiri secara otomatis dan kecepatan berkurang. Jadi, mobil diarahkan sendiri dan kecepatan berkurang secara otomatis.

Pada peragaan lain, kami diperlihatkan teknologi Pedestrian Impact-Absorbing Body. Di sini, Toyota coba memperkenalkan teknologi "Pop-up Hood" dengan meminimalkan kecelakaan yang dialami pejalan kaki ketika ditabrak dari depan. Pada bagian bemper terpasang sensor tekanan yang "menangkap" sinyal manusia. Ia kemudian memberi sinyal dan bagian belakang kap mesin akan terangkat beberapa sentimeter.

Dengan begitu, ketika pejalan kaki di tabrak, ia bisa langsung naik ke kap mesin. Luar biasa canggih.



sumber :http://otomotif.kompas.com/read/2011/12/11/11164891/Merasakan.Teknologi.Masa.Depan.Toyota