Nada yang lebih tinggi membantu kicauan burung menjangkau jarak yang lebih jauh dan mencegah kicauan itu terganggu ketika terpantul pada bangunan, serta meningkatkan kemungkinan ‘rayuan’ mereka tersebut mencapai telinga pasangan yang potensial.
“Kota kita diblokir dengan permukaan reflektif, ruang terbuka dan lorong sempit yang tidak terdapat di hutan.” tutur Emily Mockford, seorang peneliti Universitas Aberystwyth, yang dikutip Mail Online.
“Karena suara memantul dan bergerak dengan cara yang berbeda, burung harus menggunakan kicauan yang dapat mengatasi ini. Dimana nada yang lebih nyaring berarti gema menghilang lebih cepat dan nada berikutnya menjadi jelas.” tambahnya.
Menurut para peneliti, ketika prioritas burung perkotaan adalah untuk membuat panggilan mereka lebih jauh, burung pedesaan lebih condong menggunakan panggilan mereka lebih dalam guna memperkirakan seberapa dekat saingan mereka berada.
Peneliti kemudian merekam kicauan burung dan memainkan kembali di kota dan di hutan untuk memungkinkan mereka menilai pilihan kicauan dan seberapa jauh jangkauan kicau burung tersebut.
“Kicauan burung perkotaan adalah lebih baik merdu dan nyaring. Pertanyaannya adalah mengapa burung-burung di daerah pedesaan masih berkicau seperti biasa dan tidak meniru kicauan burung dari perkotaan?” ucap Dr Rupert Marshall, seorang dosen prilaku hewan.
sumber :http://www.berita.manadotoday.com/kicauan-burung-di-perkotaan-ternyata-lebih-keras-dan-merdu/12595.html