Sebuah iklan billboard yang menunjukkan Bunda Maria memegang alat tes kehamilan dan menunjukkan hasil kehamilan positif mengundang kontroversi.

Iklan billboard yang diberi judul "Mary is in the pink" dibeli Gereja Matthews-in-the-City Church di Auckland, Selandia Baru.


Pihak gereja mengatakan iklan tersebut memberikan penggambaran figur religi dalam usaha untuk menghindari adanya sentimen dan juga pikiran dan pembicaraan yang hambar dan dingin. Iklan ini tak menampilkan tulisan.

Iklan yang kesekian kalinya adalah kontroversi terkini yang berbau provokatif untuk iklan billboard bertema natal bagi sebuah gereja.

Pada tahun 2009, pihak gereja juga menampilkan iklan billboard yang memperlihatkan Maria dan Yusuf berbaring di tempat tidur yang sama dengan tulisan,Poor Joseph, God was a hard act to follow".

Pendeta Glynn Cardy mengatakan tahun ini Gereja St. Matthews ingin menfokuskan diri pada apa yang sebenarnya terjadi pada ibu dengan anak kandungnya.

"Ini benar-benar mengenai kehamilan yang nyata. Ibu dan anak yang nyata. Ini juga mengenai kekhawatiran, harapan, dan keberanian," jelas Cardy.

Dalam situs pribadinya, St. Matthews menulis, tidak adanya tulisan di billboard bertujuan untuk memprovokasi pemikiran. "Kami berharap dengan gambar tanpa kata-kata. Kami mengundang Anda untuk membuat kata-kata di iklan itu," jelasnya. Iklan ini akan dipasang hingga hari Natal mendatang.

Sumber:Tribunnews.com