Dr. Soetomo lahir di Desa Ngapeh, Nganjuk 30 Juli 1888. Ayah Sutomo, Raden Suwaji, adalah seorang priyayi pegawai pengreh yang maju dan modern. Beruntunglah Sutomo, karena dibesarkan di keluarga yang berkecukupan, terhormat dan sangat memanjakannya. Limpahan kasih sayang, tertuju pada Sutomo kecil, terutama dari sang kakek dan nenek. Kakek Sutomo bernama R Ng Singawijaya atau KH Abdurakhman. Nama tersebut sangat disegani dan ternama di wilayah Nganjuk. Hal inilah yang sangat berpengaruh pada perilaku dan sifat Sutomo. Manja, nakal, sewenang-wenang kepada kawannya, berkelakuan bak raja kecil.

Pada tahun 1903, Soetomo menempuh pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen, Batavia (STOVIA). Bersama kawan-kawan dari STOVIA inilah Soetomo mendirikan perkumpulan yang bernama Budi Utomo, pada tahun 1908. Setelah lulus pada tahun 1911, ia bekerja sebagai dokter pemerintah di berbagai daerah di Jawa dan Sumatra. Pada tahun 1917, ia menikah dengan seorang seorang perawat Belanda, Everdina Johanna Bruring Di mata Sutomo, sang isteri adalah wanita pujaan. Sampai akhir hayatnya, hanya Bruuring lah satu-satunya wanita yang pernah singgah di hati Sutomo. Sejak Bruuring wafat pada 17 Februari 1934 pukul 09.10, tak pernah terniat dihati Sutomo untuk menikah lagi.

Sejak tahun 1923 bersama istrinya ia tinggal di Negeri Belanda untuk melanjutkkan sekolah & memperoleh gelar Arts,. Sepulang dari Belanda ia memutuskan untuk menetap di Surabaya, & mengajar di NIAS (Nederland Indische Artsen School) yang kelak akan menjadi FK UNAIR Pada tahun 1924, Soetomo mendirikan Indonesian Study Club di Surabaya, pada tahun 1930 mendirikan Partai Bangsa Indonesia dan pada tahun 1935 mendirikan Parindra (Partai Indonesia Raya). Pak Tom Wafat 30 Mei 1938 sebagai salah satu putra bangsa terbaik Indonesia.

Keluarga Dr Soetomo
Foto Masa Muda Soetomo